SP-16/HM/OJK/XI/2025
SIARAN PERS
PANEN RAYA CABAI PESISIR DI DESA BANARAN,
OJK WUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM EKI

Yogyakarta, 15 November 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong akses keuangan di wilayah perdesaan melalui program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI). Program ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal, mengurangi kesenjangan dengan daerah perkotaan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
| 
|
|
Demikian disampaikan Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta Eko Yunianto dalam sambutannya pada kegiatan Panen Raya Cabai Pesisir sebagai implementasi program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) yang dilaksanakan di Kalurahan Banaran, Galur, Kulon Progo, Kamis (13/11).
Program EKI akan mensinergikan peran para pemangku kepentingan di daerah seperti Pemerintah Daerah, OJK, Bank Indonesia dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dengan kebutuhan masyarakat perdesaan terhadap berbagai layanan dan produk lembaga jasa keuangan seperti program Rekening Pelajar (KEJAR), program Laku Pandai, KUR, dan QRIS. Selain itu, program EKI di perdesaan juga dapat mengoptimalkan potensi yang ada di perdesaan yaitu potensi alam, budaya, sosial, dan finansial dengan ketersediaan akses keuangan dari berbagai sektor jasa keuangan seperti perbankan, asuransi dan pasar modal." kata Eko.
Lebih lanjut, Eko menyampaikan bahwa program EKI bukan merupakan one time event namun terdapat 3 tahap yang dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari pra inkubasi, inkubasi dan pasca inkubasi. Pada tahap pra inkubasi, akan dilakukan proses identifikasi dan pemetaan potensi desa (berupa potensi fisik, alam, manusia, sosial, dan finansial). Selanjutnya, pada tahap inkubasi, akan dilakukan berbagai kegiatan pendampingan dan edukasi keuangan kepada masyarakat sehingga harapannya pada tahap pasca inkubasi masyarakat desa sudah dapat menggunakan berbagai produk keuangan secara optimal.
“Kalurahan Banaran, Galur, Kulon Progo dinilai cukup potensial untuk menjadi Desa EKI dengan fokus pada pengembangan potensi alam seperti Cabai Pesisir, buah-buahan, dan potensi lainnya sehingga Panen Raya Cabai Pesisir pada hari ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di bawah koordinasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Daerah Istimewa Yogyakarta yang melibatkan berbagai pihak seperti OJK, Bank Indonesia, instansi perbankan di daerah, kelompok tani, serta pihak terkait lainnya," lanjut Eko.
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Muhammad Agung Sunusi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah DIY Tri Saktiyana, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kulon Progo Sri Budi Utami, serta Direktur Utama PT Bank BPD DIY Santoso Rochmad.
Kementerian Pertanian menaruh perhatian serius terhadap stabilitas produksi komoditas utama seperti jagung, telur, daging ayam, cabai dan bawang merah yang menjadi komoditas penyumbang angka inflasi.
“Berbagai upaya tetap dapat kita lakukan untuk pengamanan ketersediaan cabai, diantaranya optimalisasi penggunaan greenhouse sederhana dan smart greenhouse, penguatan kerjasama antar daerah (terutama dari wilayah sentra/surplus ke wilayah defisit), gerakan tanam di kabupaten sentra dan nonsentra (baik dari swadaya petani, dari dana APBD, maupun CSR dari lembaga lainnya), sosialisasi EWS SIPANTARA untuk memitigasi dampak perubahan iklim, serangan OPT dan jadwal tanam," kata Agung.
Selain itu, dalam sambutannya Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah DIY Tri Saktiyana juga menambahkan bahwa ketahanan pangan bukan sekadar ketersediaan bahan pangan, tetapi kemampuan masyarakat untuk mengelola, memproduksi, dan mengaksesnya dengan adil serta berkelanjutan.
“Desa EKI di Banaran ini menjadi contoh nyata transformasi ekonomi desa: dari pola tradisional menuju ekonomi inklusif dan digital, dari ketergantungan menuju kemandirian, dari akses terbatas menuju inklusi dan keadilan ekonomi," Lanjut Tri.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kulon Progo Sri Budi Utami juga menyampaikan bahwa Desa Banaran dipilih sebagai lokasi Desa EKI bukan tanpa alasan namun karena memiliki potensi pertanian hortikultura yang luar biasa, khususnya komoditas cabai, yang menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat dan daerah.
“Saya mengapresiasi adanya inovasi digitalisasi pasar lelang cabai di Banaran ini, di mana sistem transaksi kini dapat dilakukan melalui QR Code (QRIS). Inovasi ini merupakan bentuk nyata penerapan transformasi digital pertanian, yang mempermudah transaksi, meningkatkan transparansi harga, dan memperkuat inklusi keuangan bagi para petani. Langkah ini juga sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang terus kita dorong bersama Bank Indonesia dan OJK," lanjut Sri.
Desa EKI Kalurahan Banaran Kulon Progo, berhasil mencatatkan prestasi dalam Panen Raya Cabai Pesisir. Hasil Panen raya yang dihasilkan yaitu cabai merah keriting sebanyak 13.724 ton dengan total omzet sebesar Rp 411,7 juta.
Pada kegiatan Panen Raya Cabai Pesisir juga diserahkan simbolis penyerahan KUR, agen laku pandai dan Cash Management System (CMS) PT Bank BPD DIY kepada kelompok tani Kalurahan Banaran, Galur, Kulon Progo.
***
Informasi lebih lanjut:
Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta - Eko Yunianto
Telp. (0274) 460 5790