Keuangan Berkelanjutan

"Keuangan Berkelanjutan adalah sebuah ekosistem dengan dukungan menyeluruh berupa kebijakan, regulasi, norma, standar, produk, transaksi, dan jasa keuangan yang menyelaraskan kepentingan ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial dalam pembiayaan kegiatan berkelanjutan dan pembiayaan transisi menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan."

Sektor Jasa Keuangan

"Sektor Jasa Keuangan memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia."

Peluang Bisnis Berkelanjutan

"Semakin meningkatnya kesadaran dan tuntutan dalam implementasi LST menciptakan peluang bisnis bagi pelaku usaha."

OJK Berkomitmen Mendukung Keuangan Berkelanjutan di Indonesia

"OJK memegang komitmen jangka panjang terhadap Sustainable Finance untuk memastikan kelancaran transisi menuju ekonomi rendah karbon. OJK terus mendukung komitmen Pemerintah Indonesia terhadap Perjanjian Paris serta langkah negara untuk mencapai tujuan Net Zero Emission"

Inisiatif OJK

"OJK telah mengeluarkan berbagai inisiatif yang bertujuan meningkatkan pemahaman serta kapasitas pelaku sektor jasa keuangan untuk beralih menuju ekonomi rendah karbon."

Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia 2024

Sebagai respon dari dinamika dan perkembangan keuangan berkelanjutan nasional dan internasional serta menjawab berbagai tantangan penanganan dan pembiayaan perubahan iklim, implementasi transisi menuju Net Zero Emission serta upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/SDGs, OJK menerbitkan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI), yang merupakan transformasi dari Taksonomi Hijau Indonesia Edisi 1.0. TKBI merupakan klasifikasi aktivitas ekonomi yang mendukung upaya dan TPB/SDGs yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial, serta digunakan sebagai panduan untuk meningkatkan alokasi modal dan pembiayaan berkelanjutan dalam mendukung pencapaian target NZE Indonesia tahun 2060 atau lebih awal.


BACA LEBIH LANJUT
Image

Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS) 2024

​Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mewujudkan dukungan nyata terhadap pengemb​angan keuangan berkelanjutan di Indonesia, salah satunya dengan Panduan Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS) sebagai bentuk dukungan kebijakan dari OJK untuk pengelolaan risiko perubahan iklim. CRMS merupakan kerangka terpadu yang meliputi aspek tata kelola, strategi, manajemen risiko, dan pengungkapan untuk menilai ketahanan model bisnis dan strategi bank dalam menghadapi perubahan iklim dalam jangka pendek, menengah dan panjang.


BACA LEBIH LANJUT
Image

Panduan Climate Risk Stress Testing (CRST) Perbankan

Dalam rangka mewujudkan komitmen Net Zero Emission, LJK diharapkan dapat berkontribusi pada transisi menuju ekonomi rendah karbon. Komitmen ini dapat diawali dengan peningkatan kemampuan bank mengidentifikasi risiko dan peluang perubahan iklim serta menghindari praktik greenwashing baik oleh bank maupun stakeholder-nya. Panduan ini disusun dalam rangka initial phase Climate Risk Stress Testing (CRST) 2023 secara bottom-up pada bank yang termasuk dalam Task Force Climate Related Financial Risk OJK.


BACA LEBIH LANJUT
Image

Publikasi Taksonomi Hijau Indonesia Edisi 1.0

Keberlanjutan telah menjadi salah satu pertimbangan utama dalam setiap pembiayaan / investasi di sektor keuangan. Namun demikian, dibutuhkan konvergensi terminologi bagi pelaku pasar dan pemangku kepentingan yang lebih luas. Salah satu tujuan dari kebijakan keuangan berkelanjutan adalah memastikan bahwa seluruh SJK dan pemangku kepentingan menggunakan kosakata umum dan transparan mengenai terminologi di keuangan berkelanjutan. Hal ini menjadi kontribusi yang terukur terhadap upaya berkelanjutan lainnya di SJK untuk mengembangkan istilah dan definisi utama dalam keuangan berkelanjutan.


BACA LEBIH LANJUT
Image

ASEAN Taxonomy Board menerbitkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance Version 2

ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance version 2 (ATSF v2) memuat penyelesaian Foundation Framework yang berisi metodologi terperinci terdiri dari decision trees dan guiding questions untuk seluruh tujuan lingkungan/environmental objectives (EO) dan kriteria esensial/essential criteria (EC) untuk menilai suatu aktivitas ekonomi, serta dilengkapi dengan berbagai use cases penggunaan taksonomi. ATSF v2 juga memuat Plus Standard dengan pengembangan Technical Screening Criteria (TSC) untuk focus sector pertama yaitu sektor energi. Plus Standard mengklasifikasikan suatu aktivitas menjadi Green, Amber Tier 2 dan Amber Tier 3. Green tier diselaraskan dengan taksonomi internasional lainnya dan mengacu pada target Perjanjian Paris (1,5 derajat…


BACA LEBIH LANJUT
Image

ASEAN Taxonomy Board menerbitkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance Version 3

Taksonomi ASEAN Versi 3 memperkenalkan TSC yang berfokus pada dua sektor yaitu Transportation & Storage (T&S) dan Construction & Real Estate (C&RE). Kedua sektor ini mencakup aktivitas seperti konstruksi dan renovasi bangunan, pembongkaran dan persiapan lokasi, dan akuisisi dan kepemilikan bangunan, serta transportasi perkotaan dan angkutan barang, dan infrastruktur untuk transportasi darat, air, dan udara. ASEAN Versi 3 ini akan memberikan kejelasan yang lebih baik bagi para pengguna Taksonomi ASEAN. Selanjutnya, sesuai dengan aspirasi ASEAN untuk memfasilitasi transisi yang adil dan teratur, Taksonomi ASEAN akan terus ditinjau dan diperbarui sejalan dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan ekonomi yang terus berkembang.…


BACA LEBIH LANJUT
Image

Berita

Agenda