Workshop Pendampingan Penerapan Program APU PPT Berbasis Risiko kepada BPR/BPRS wilayah Bali dan sekitarnya

Dalam rangka meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), awareness, pemahaman, dan efektivitas atas implementasi penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di sektor jasa keuangan, Grup Penanganan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bekerjasama dengan OJK Institute melaksanakan workshop pendampingan penerapan APU PPT bagi BPR/BPRS di wilayah Bali dan sekitarnya. Kegiatan tersebut diikuti oleh 73 peserta perwakilan BPR/BPRS di wilayah Bali dan sekitarnya.

workshop bali 1.jpg

Workshop dibuka oleh Bapak Elyanus Pongsoda selaku Kepala Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara. Dalam sambutannya, Bapak Elyanus Pongsoda menyampaikan pentingnya penerapan program APU PPT bagi BPR/BPRS di wilayah Bali dan sekitarnya untuk mendukung kinerja BPR. Selanjutnya, kewajiban PJK untuk menerapkan program APU PPT berbasis risiko berdasarkan POJK Nomor 12/POJK.01/2017.


workshop bali 2.jpgWorkshop pendampingan dijelaskan beberapa materi  dan simulasi kasus, antara lain:  pada hari pertama dipaparkan materi mengenai penerapan program APU PPT berbasis risiko berdasarkan POJK APU PPT yang disampaikan oleh Ibu Marlina Efrida dari OJK, materi "Implementasi National Risk Assessment (NRA) atas TPPU dan TPPT di Sektor Jasa Keuagan dalam rangka persiapan Mutual Evaluation Review (MER) Financial Action Task Force (FATF)" yang disampaikan oleh Bapak I Nyoman Sastrawan dari PPATK. Materi ketiga disampaikan oleh Bapak Mardiansyah dari PPATK mengenai Modus, Indikator/redflag dan Tipologi TPPU dan TPPT terkini yang disertai dengan simulasi dan studi kasus terkait identifikasi LTKM, LTKT dan laporan lainnya yang dipandu oleh narasumber dari PPATK.

workshop bali 3.jpgMateri yang disampaikan pada hari kedua antara lain penerapan program APU PPT berbasis risiko berdasarkan SEOJK APU PPT yang disampaikan oleh Ibu Marlina Efrida dari OJK, materi terkait Penyampaian Data dan Informasi pada Sistem Informasi Program APU PPT (SIGAP) – Modul DTTOT dan Daftar Proliferasi Senjata Pemusnah Massal serta pelaksanaan uji coba penggunaan SIGAP yang disampaikan oleh Sdri Pocut Syakina Tikita Farine dari OJK.


workshop bali 4.jpgSelanjutnya materi terakhir yang disampaikan oleh Bapak Deni Ratno Tama dari Ernst & Young, yaitu terkait dengan Penilaian Risiko TPPU/TPPT bagi BPR/BPRS, manajemen risiko TPPU dan TPPT, dan implementasi penerapan program APU PPT Berbasis Risiko di Sektor Jasa Keuangan yang dilanjutkan dengan simulasi dan studi kasus.


Artikel Terkait Lain