Pelaksanaan The 5th Annual Counter Terrorism Financing Summit (CTF Summit) 12 s.d. 14 November 2019 di Manila Filipina

Grup Penanganan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (GPUT) OJK berpartisipasi sebagai anggota Delegasi Republik Indonesia dalam pelaksanaan Annual Counter Terrorism Financing Summit (CTF Summit) ke 5 yang berlangsung dari tanggal 12 sampai dengan 14 November di Manila, Filipina. CTF Summit ke 5 merupakan kerjasama antara Anti Money Laundering Council Filipina (AMLC), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Australian Transaction Reports and Analysis Center (AUSTRAC) yang menjadi forum yang menghimpun para pegiat intelijen keuangan bersama dengan perwakilan dari Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP), agen Pemerintah di bidang keamanan nasional, aparat penegak hukum, sektor swasta (industri), dan akademisi dari berbagai kawasan di dunia. Delegasi RI dipimpin Kepala PPATK dan terdiri dari Kepala BNPT, Kemenkeu, Kemlu, Kemdagri, BIN, OJK, BI, Polri, Kejagung dan Kemenhukam serta dihadiri ± 379 peserta dari 28 negara dan 171 agen perwakilan.

CFT Manila 1.jpgCTF Summit diawali dengan pembukaan Kepala AUSTRAC Mrs. Nicole Rose PSM; PPATK Bp. Kiagus Badaruddin dan Mr. Mel Racela yang mewakili AMLC Filipina, kemudian dibuka secara resmi oleh Mr. Hermogenes Esperon, Executive Secretary – National Security Council Filipina, serta hadir pula Menteri Keuangan RI, Ibu Sri Mulyani Indrawati mengisi keynote address. Tema CTF Summit ke 5 ini adalah "Together United – Strengthening Our Region" yang mengedepankan kolaborasi dan kerjasama antar pemangku kepentingan dimana Rezim APU PPT akan semakin kuat apabila terjalin kerjasama yang baik antar agen Pemerintah, financial intelligent unit (FIU), aparat penegak hukum, dan sektor swasta, baik di dalam dan di luar negeri serta secara bilateral dan multilateral.

Di tahun kelima penyelenggaraannya, CTF Summit memperluas cakupannya yaitu tidak hanya fokus pada aspek pendanaan terorisme, tetapi juga mengangkat isu-isu untuk mengatasi ancaman regional yang signifikan seperti penyalahgunaan teknologi keuangan baru, korupsi, serta kejahatan berbasis korban (cross border and victim based crimes) seperti perdagangan manusia, perdagangan satwa liar yang dilindungi, hingga perdagangan dan eksploitasi anak secara seksual.

Tujuan penyelenggaraan the 5th CTF Summit adalah dalam rangka:

  • mengidentifikasi dan berbagi strategi anti-pendanaan terorisme antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Australia;
  • menangani ancaman pencucian uang berisiko tinggi di kawasan regional;
  • memberikan panduan operasional kepada mitra dan sektor swasta tentang mata uang digital dan aset kripto; dan
  • mempresentasikan hasil dari pilot project platform pertukaran informasi intelijen yang aman dan memungkinkan kolaborasi real-time antara lembaga intelijen keuangan di kawasan regional.

CFT Manila dua.png CFT Manila 3.jpg

Dalam CTF Summit ke 5 tersebut diberikan juga contoh contoh keterlibatan peran sektor swasta yang sangat besar dalam rezim APU PPT melalui kerjasama antara agen Pemerintah, apgakum dan lembaga pengawas dan pengatur (LPP) yaitu sebagai contoh adalah Malaysia dan Filipina yang telah membuat protokol Public Private Partnership (PPP).

Dari sisi tuan rumah itu sendiri, Filipina berkepentingan dalam pencegahan pendanaan terorisme, mengingat banyaknya aksi terorisme yang terjadi di negara tersebut. Hal tersebut tidak terlepas dari latar belakang sejarah dan perubahan budaya Filipina antara mayoritas dan minoritas pemeluk agama.  Aksi terorisme besar terjadi pada tahun 2017 yaitu pengepungan kota Marawi dengan modus penculikan, tebusan dan pemerasan. Modus aksi terorisme didukung pendanaan dari keluarga, teman, saudara dan organisasi non profit. Tuan Rumah telah merasakan pentingnya kerjasama dalam menanggulangi aksi terorisme yaitu dari seluruh pemangku kepentingan, baik lokal maupun internasional serta kolaborasi di berbagai sektor untuk menanggulangi terorisme.

Selanjutnya, CTF Summit menjadi forum strategis dalam merumuskan strategi untuk mengatasi terorisme sekaligus pendanaannya. CTF Summit makin berkembang dan menjadi contoh kerjasama multilateral yang mendapatkan pengakuan global, khususnya pada pendanaan terorisme dan kejahatan transnasional lainnya. Teroris dan organisasi kriminal lainnya berkembang pesat dengan jejaring yang semakin mengglobal, disertai dengan canggihnya teknologi yang digunakan. Karena itulah, penting untuk bersatu memerangi ancaman ini secara bersama.


Artikel Terkait Lain