Print

Suistanable Investment in Indonesia Capital Market Webinar

  • 20 Mei 2021
  • Pasar Modal
  • Online
Webinar Recording
Principal Asia Region, Financial Institutions Group at IFC (The World Bank)
Asif Mustaqim
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia
Hasan Fawzi
Presiden Direktur dan Komite Investasi PT BNP Paribas Asset Management
Priyo Santoso -

Latar belakang

Latar Belakang Sektor Jasa Keuangan merupakan motor penggerak dalam pembiayaan berkelanjutan. Menyadari hal itu, tahun ini OJK mengeluarkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021-2025). Setelah Roadmap sebelumnya ditargetkan untuk memperkuat manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang baik pada aspek sosial dan lingkungan, Roadmap terbaru difokuskan untuk mempercepat transisi sektor jasa keuangan yang berkelanjutan. Mencermati perkembangan khususnya di pasar modal, seiring meningkatnya perhatian pada isu-isu lingkungan, perkembangan investasi berkelanjutan dinilai sebagai salah satu investasi dengan pertumbuhan paling signifikan dalam pasar modal di berbagai negara, terutama negara-negara maju. Tercatat hampir 2.400 pengelola dan pemilik aset keuangan yang menandatangani komitmen UN Principle for Responsible Investment (PRI), dengan total dana kelolaan 86 trilliun dollar AS. Sementara, Global Sustainable Investment Alliance (GSIA) memperlihatkan aset investasi berkelanjutan di negara maju tumbuh menjadi 30,7 trilliun dollar AS. Investasi berkelanjutan, adalah proses investasi yang mengindahkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik, mmencakup Environment, Social, dan Governance (ESG) untuk menjaga keberlanjutan perekonomian dan kehidupan di Bumi. Investasi hanya dilakukan pada perusahaan atau bisnis yang tidak berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakat sekitar, serta memiliki tata kelola dan aspek sosial yang baik. Pasar modal Indonesia termasuk yang mengalami dampak positif dari perkembangan investasi berkelanjutan. Perusahaan di Indonesia yang tercatat di bursa dan menerapkan ESG terus mengalami peningkatan. Pada 2015 hanya terdapat satu produk reksadana berbasis ESG dengan dana kelolaan (AUM) Rp 36 miliar, sementara per 30 Desember 2020 jumlahnya telah mencapai 14 produk dengan AUM Rp 3 triliun lebih. Meningkatnya kesadaran ESG di kalangan emiten dan investor pasar modal mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan indeks baru, IDX ESG Leaders, pada pertengahan Desember 2020 lalu. IDX ESG Leaders bukan satu-satunya indeks saham berbasis lingkungan, sosial, dan GCG. Di bursa domestik juga ada indeks SRI-KEHATI (Sustainable and Responsible Investment-Keane-karagaman Hayati) yang diluncurkan pada Juni 2009 atas kerja sama BEI dengan Yayasan Keane-karagaman Hayati (KEHATI). Jika IDX ESG Leaders berisi 30 saham maka SRI-Kehati terdiri atas 25 saham. Diharapkan indeks saham berbasis ESG bukan saja berdampak positif terhadap lingkungan, sosial, dan keberlanjutan perusahaan, tapi juga dapat memperkaya instrumen investasi dan memajukan perkembangan pasar modal domestik. Seperti apa upaya yang dilakukan untuk mendorong industri pasar modal semakin menerapkan ESG? 

Objektif

Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang prospek penerapan investasi berkelanjutan di Indonesia 

Peserta
Pimpinan dan Pegawai OJK, Perwakilan Industri Jasa Keuangan, Akademisi dan Masyarakat Umum / OJK Leaders and Employees, Representatives of the Financial Services Industry, Academics, and The general public
Pembicara
  • Asif Mustaqim (Principal Asia Region, Financial Institutions Group at IFC (The World Bank))
  • Hasan Fawzi (Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia)
  • Priyo Santoso - ( Presiden Direktur dan Komite Investasi PT BNP Paribas Asset Management)