Mock-up Interview atas Immediate Outcome 4 dalam rangka Persiapan MER Indonesia oleh FATF Tahun 2019/2020

OJK bekerjasama dengan Technial Assisstance – IMF (TA-IMF) menyelenggarakan kegiatan Mock-Up Interview atas Immediate Outcome 4 (IO4) bagi Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan asosiasi di sektor Perbankan, Pasar Modal dan IKNB yang menjadi long list sample dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Mutual Evaluation Review (MER) yang menentukan keanggotaan Indonesia pada Financial Action Task Force on Anti Money Laundering (FATF). Kegiatan mock interview diselenggarakan pada tanggal 14-17 Januari 2020 di Jakarta.

Mock io4 1.jpg
Tujuan diselenggarakannya kegiatan mock interview ini adalah untuk melatih dan melihat sejauh mana kesiapan PJK dan asosiasi terkait pada sektor jasa keuangan menjelang pelaksanaan on-site visit. Dalam hal ini, Tim TA-IMF berperan sebagai assessor yang menguji peserta dalam pelaksanaan proses assessment. Adapun Tim TA-IMF tersebut yakni Mr. Francisco Figueroa - Senior Financial Sector Expert, Mrs. Carolina Claver - Senior Financial Sector Expert, dan Mr. Jose Antonio Monreal - LEG Consultant.

Pada hari pertama, terdapat pemaparan dari Ibu Heni Nugraheni selaku Kepala Grup Penanganan APU PPT yang menyampaikan materi terkait strategi dalam on-site visit yang meliputi penjelasan mengenai proses mutual evaluation dan on-site visit, hal-hal yang perlu disiapkan pada on-site visit, strategi dalam menunjukan efektifitas penerapan program APU PPT, dan best practice dalam pengelolaan dokumen data dan informasi untuk kepentingan MER. Selanjutnya, terdapat pemaparan dari Tim TA-IMF yang menyampaikan hal-hal terkait penjelasan IO 4, karakterisik dari program penerapan APU PPT yang efektif, Rekomendasi FATF yang terkait dengan IO 4, core issues yang perlu diperhatikan, serta informasi dan data yang dapat mendukung jawaban.

Mock io4 2.jpg Mock io4 3.jpg Mock io4 4.jpg

Pada hari selanjutnya, diselenggarakan mock interview yang dibagi menjadi 3 (tiga) batch yakni masing-masing batch bagi Sektor Perbankan, Pasar Modal dan IKNB. Pada setiap sesi, dilakukan pembahasan pada 6 (enam) core issues IO4 meliputi:

  1. Pemahaman PJK atas risiko TPPU dan TPPT yang juga dikaitkan dengan National Risk Assessment (NRA) dan Sectoral Risk Assessment (SRA);
  2. Upaya mitigasi yang diterapkan oleh PJK atas risiko-risiko TPPU dan TPPT;
  3. Penerapan Costumer Due Diligence (CDD), penggolongan risiko nasabah, penatausahaan dokumen dan ongoing monitoring atas nasabah, dan Beneficial Owner (BO), serta penolakan/pemutusan hubungan bisnis apabila hasil CDD tidak sesuai, bagaimana perlakuan PJK terhadap nasabah yang telah dilaporkan sebagai transaksi keuangan mencurigakan (TKM), transaksi dengan nasabah atau negara yang tergolong negara berisiko Tinggi seperti Iran dan atau Korea Utara;
  4. Langkah-langkah khusus yang diterapkan terkait adanya nasabah Politically Exposed Person (PEPs), Enhance Due Dilligence (EDD), correspondent banking, teknologi baru, wire transfer, Daftar Terduga Teroris dan Orginasi Teroris (DTTOT) dan Daftar Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusna Massal (Proliferasi WMD), Daftar serta negara berisiko tinggi yang dipublikasikan oleh FATF;
  5. Kewajiban pelaporan terhadap transaksi mencurigakan dan upaya untuk menghindari tipping-off; dan
  6. Internal control dan penerapan program APU PPT berbasis risiko pada grup konglomerasi.

Mock io4 5.jpeg Mock io4 6.jpeg

Pada sesi mock-up interview ini, tim TA IMF memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta sesuai dengan core issue IO4. Pertanyaan yang diajukan oleh tim TA IMF cukup mendalam dan menantang untuk dijawab oleh para peserta mock-up interview. PJK dan asosiasi yang berperan sebagai peserta mock-up interview berupaya untuk menjawab sebaik mungkin disertai dengan informasi dan data statistik pendukung. Berdasarkan jawaban dari peserta nantinya akan dilihat efektivitas implementasi penerapan program APU PPT di sektor jasa keuangan.

 Mock io4 7.jpgSelanjutnya, pada tiap sesi akhir mock-up interview, dilakukan sesi penyampaian feedback dari tim TA-IMF. Tim TA IMF menilai PJK dan asosiasi sudah terlihat mempersiapkan diri dengan baik, namun  masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan seperti kesiapan menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan (tidak terlalu luas dalam menjawab), meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi dan menjelaskan dengan baik dan meyakinkan, serta terus meningkatkan efektivitas penerapan program APU PPT di perusahana masing-masing khususnya dalam memahami dan mitigasi risiko TPPU dan TPPT, dan pencegahan pendanaan terorisme.

Rangkaian acara mock-up interview ditutup oleh Ibu Heni Nugraheni selaku Kepala Grup Penanganan APU dan PPT mengapresiasi tim konsultan TA-IMF, PJK, Asosiasi, dan satuan kerja internal OJK yang terlibat dalam kegiatan ini. Disampaikan juga bahwa sebagaimana diketahui bersama saat ini Indonesia tengah menjalani MER Indonesia sebagai anggota FATF. Salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan MER tersebut adalah on-site visit tim assessor ke Indonesia pada tanggal 4-20 Maret 2020. Pada kunjungan tersebut, tim assessor FATF juga mengagendakan pertemuan dengan perwakilan PJK dan Asosiasi terkait di Sektor Jasa Keuangan untuk menilai efektivitas implementasi program APU PPT. Diharapkan dengan adanya kegiatan mock interview ini, kesiapan Indonesia termasuk PJK dan Asosiasi terkait dalam menghadapi on-site visit menjadi lebih matang dan Indonesia akan mendapat hasil yang positif pada saat MER FATF mendatang.

Artikel Terkait Lain