Siaran Pers: Program AKSI Pangan Beraksi di Lahan Pertanian Jagung di Dompu NTB

May 24 2017
Jumlah Download : 0

 

Dompu, 24 Mei 2017. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan sinergi dalam Program Pangan (AKSI Pangan) bisa diterapkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan produksi pangan.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto dalam kegiatan kunjungan Program Aksi Pangan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyaksikan panen jagung dari lahan yang dikerjakan dengan menerapkan skema pembiayaan secara rantai nilai. Lahan tersebut merupakan hasil binaan Mercy Corps Indonesia, Syngenta, Pisagro, BPR Pesisir, Bank Andara dan Asuransi Central Asia.

"Saya melihat skema pembiayaan rantai nilai ini cocok untuk menyelesaikan berbagai persoalan produksi pangan kita, yang mengedepankan proses terpadu dan saling terkait mulai dari hulu ke hilir, dengan melibatkan perbankan, perusahaan pembiayaan, asuransi, petani, pemasok bibit, dan agen pemasaran serta memanfaatkan teknologi informasi di bidang pertanian," kata Rahmat.

Program AKSI Pangan OJK di Kabupaten Dompu, merupakan sinergi antara OJK, Pemerintah Kabupaten Dompu, BNI, Bank Mandiri, BRI, Bank Andara, BPR Pesisir, Industri Keuangan Non Bank (ACA dan Jamkrindo), Fintech (8Villages), dan organisasi/asosiasi (Mercy Corps Indonesia, Syngenta, dan Pisagro). Hadir dalam kegiatan itu Bupati Dompu, Bambang M. Yasin.

Kabupaten Dompu merupakan daerah Lumbung Jagung di NTB yang menjadi lokasi pertama Program AKSI Pangan OJK, setelah dua bulan yang lalu diluncurkan di Lembah Harau, Sumatera Barat pada 24 Maret 2017. Daerah yang memiliki 8 kecamatan ini dinilai memiliki kemampuan untuk mendukung ketahanan pangan dengan telah ditetapkan sebagai lumbung jagung nasional.

Namun, berbagai kendala di sektor infrastruktur, non infrastruktur dan pembiayaan di sektor pertanian menghambat kemajuan produksi jagung dari wilayah ini. Curah hujan yang terbatas di Kabupaten Dompu menjadi tantangan utama bagi petani dalam menyusun strategi memaksimalkan panen jagung. Selain itu, kecepatan dan ketepatan penyaluran kredit untuk kelompok tani juga menjadi persoalan. Distribusi pupuk dan ketersediaan benih masih terus menjadi kendala.

Melalui Program AKSI pangan, Partner yang terlibat mengetahui dengan jelas dimana peran masing-masing pihak, antara lain pembiayaan, penjaminan ataupun perbaikan kebijakan. Permasalahan kekurangan air sebagai penghambat jumlah masa tanam petani di Dompu dapat dimulai dengan pembangunan sumur, salah satunya adalah hasil sumbangan Bank BNI di Kecamatan Kempo. Bupati Dompu menambahkan bahwa akan dimulai proses penambahan pipa dari mata air dan pemasangan sprinkle, sehingga petani dapat menambah siklus tanamnya.

Bambang menyampaikan bahwa potensi pembiayaan jagung di Dompu masih besar. Namun saat ini, proses penyaluran kredit yang dinilai lambat diharapkan dapat meningkat dengan adanya Program AKSI Pangan. Hal tersebut didukung dengan testimoni salah satu petani saat field visit, terhadap perbankan di Dompu. Pembiayaan bank pada komoditas jagung per Desember 2016 sebesar Rp3.436 milyar. Perbankan diharapkan telah mengetahui siklus tanam dan kebutuhan petani akan pembelian pupuk dan bibit sebagai modal usaha sehingga perbankan dapat menyusun strategi penyalurkan kredit.

Dalam menuju lumbung pangan dunia 2045, pemerintah telah menetapkan komoditas pertanian strategis sejak tahun 2016 - 2045. Jagung merupakan komoditas unggulan tahun 2017. Selaras dengan target tersebut, Menteri Pertanian telah menetapkan Dompu sebagai salah satu dari 3 (tiga) kabupaten di NTB sebagai lumbung jagung nasional pada 20 Agustus 2016 yang lalu.

Target produksi nasional tahun 2017 untuk komoditas jagung sebesar Rp25,20 juta ton. Penetapan lumbung jagung nasional tersebut diharapkan memberikan efek positif bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Dompu. Harga jagung naik, maka kesejahteraan petani ikut naik. Saat yang sama, Bupati Dompu meminta agar Syngenta tidak hanya memberikan bibit yang siklus tanam 4 bulan, namun dipercepat menjadi 2 bulan, sehingga hasil produksi meningkat.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, Jagung merupakan salah satu produksi pangan strategis. Tahun 2016, produksi jagung meningkat sebesar 18,10% yakni dari 19,6 juta ton pada tahun 2015 menjadi 23,2 juta ton per 2016. Impor jagung menurun yakni tahun 2015 sebesar 3,22 juta ton menjadi hanya sebesar 1,07 juta ton per 2016.

Dari sisi kredit/pembiayaan, sejak tahun 2011 - 2016 realisasi pembiayaan komoditas jagung naik dari sebesar 52,83% yakni dari Rp1,87 triliun menjadi Rp3,436 triliun.

***

Informasi lebih lanjut:

Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB, Slamet Edy Purnomo, email: epurnomo@ojk.go.id, website : www.ojk.go.id

 

Artikel Lain
Test
Berita Dan Kegiatan

Right Menu Subsite

Siaran Pers - Berita Dan Kegiatan
Berita Dan Kegiatan